Kacer seychelles umumnya ditemukan di sebagian besar pulau-pulau granit di Seychelles. Namun kerusakan habitat dan makin tingginya jumlah predator seperti kucing dan tikus membuat populasinya terus berkurang.
Pada tahun 1970, kacer seychelles pernah berada di ambang kepunahan dengan jumlah hanya 16 individu, itu pun hanya ada di satu lokasi saja: Pulau Fregate. Selama dua dekade, upaya penyelamatan terus dilakukan. Tapi hingga tahun 1990, populasinya hanya meningkat menjadi 21 ekor burung.
Upaya konservasi pun terus dilakukan BirdLife International dengan memindahkan sebagian burung ini ke pulau-pulau di sekitarnya. Pemindahan dilakukan secara bertahap mulai tahun 1994, 1995, 2002, hingga 2008. Hingga tahun 2012, populasinya meningkat menjadi 248 ekor.
Sebelum kedatangan manusia di Seychelles, 230 tahun lalu, burung ini mendiami hutan-hutan pada dataran rendah. Mereka mencari makanan berupa serangga, kadal, dan parasit yang menempel pada tubuh kura-kura raksasa yang memasuki hutan.
Kedatangan penjelajah Inggris kemudian merubah segalanya. Orang Inggris pula yang menamakannya seychelles magpie-robin, karena penampilannya mirip burung magpie di Eropa. Orang-orang kemudian makin sering datang dan menetap di kepulauan ini, termasuk membawa kucing yang menjadi predator alami selain tikus.
Meningkatkan populasi hewan predator menjadi ancaman serius bagi spesies burung yang bersarang tidak jauh dari permukaan tanah ini.
Kacer seychelles memiliki tubuh berukuran sedang, dengan panjang sekitar 25 cm. Bulu-bulunya didominasi warna hitam berkilap kebiruan, dengan bercak putih terang yang lebar pada masing-masing sayapnya. Seperti juga burung kacer pada umumnya, burung betina dapat dibedakan dari penampilan dan warna bulunya yang lebih kusam.
sumber : https://omkicau.com/2016/11/01/seychelles-jenis-burung-kacer-paling-terancam-punah-di-dunia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar